Lampiran Artikel (100% Kalimat Aktif – Revisi Final)
Kontroversi “Anzac Cookie” untuk Raja Charles: Kesalahan Menu yang Picu Kemarahan di Australia
Mengapa Penamaan “Cookie” Anzac Memicu Masalah Hukum?
Pemerintah Australia menghadapi gelombang kritik setelah publik menemukan sebuah kesalahan fatal dalam menu jamuan makan malam kenegaraan untuk Raja Charles III dan Ratu Camilla di Canberra. Kesalahan tersebut bukan tentang rasa, melainkan tentang penamaan hidangan tradisional yang sangat mereka lindungi: Anzac Biscuit.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyelenggarakan sebuah acara parlemen di mana para tamu menikmati berbagai hidangan, termasuk biskuit Anzac. Namun, daftar menu menuliskan hidangan tersebut sebagai “Anzac Cookies”. Kesalahan penamaan ini segera memicu kemarahan publik dan media Australia, karena secara teknis, tindakan tersebut berpotensi melanggar hukum federal .
Aturan Hukum Ketat Melindungi Nama “Anzac”
Kata “Anzac” merupakan singkatan dari Australian and New Zealand Army Corps, yang merujuk pada tentara yang bertempur dalam Perang Dunia I. Biskuit Anzac sendiri menjadi simbol penghormatan dan kenangan terhadap para tentara tersebut. Keluarga sering mengirimkan biskuit ini kepada mereka di medan perang karena daya tahannya.
Pemerintah Australia melindungi nama “Anzac” di bawah Undang-Undang Perlindungan Negara ‘Anzac’ tahun 1920. Undang-undang ini secara ketat mengatur penggunaan kata “Anzac” untuk tujuan komersial. Aturan tersebut secara eksplisit menyatakan bahwa siapapun harus menyebut biskuit ini sebagai “Anzac Biscuit” atau “Anzac Slice”, dan tidak pernah sebagai “Anzac Cookie” .
Pelanggaran terhadap pedoman ini bukan sekadar masalah etiket kuliner. Undang-undang tersebut menetapkan bahwa penyalahgunaan nama “Anzac” dapat membuat seseorang menghadapi hukuman finansial atau bahkan hukuman penjara hingga 12 bulan . Meskipun publik menganggap tidak ada yang akan menghadapi hukuman penjara karena kesalahan cetak di menu kerajaan, insiden ini menyoroti betapa seriusnya masyarakat Australia memandang warisan dan simbol nasional mereka.
Publik dan Media Memberikan Reaksi Keras
Kesalahan penamaan ini dengan cepat menjadi viral di media sosial. Warga Australia meluapkan kekecewaan mereka dan menyebut tindakan itu “menghina” serta “tidak menghormati” para pahlawan Anzac.
Seorang netizen berkomentar, “Sungguh menghina mereka menyebutnya cookie padahal itu adalah Biskuit Anzac. Ini tidak menghormati Anzac kita” . Media-media besar di Australia dan Selandia Baru segera mengangkat berita ini. Mereka menyoroti bahwa kantor Perdana Menteri, yang seharusnya paling memahami aturan, justru menyelenggarakan acara resmi dengan kesalahan fatal ini.
Kontroversi ini menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya detail dalam diplomasi dan penghormatan terhadap simbol-simbol budaya suatu negara. Kesalahan kecil dalam penamaan sebuah makanan ternyata mampu memicu krisis kecil dalam hubungan publik, bahkan di hadapan seorang Raja.
Referensi: [1] https://www.dailymail.co.uk/news/article-13985939/Anzac-cookies-King-Charles.html [2] https://www.sbs.com.au/news/article/what-you-can-and-cant-call-anzac-biscuits/htzkgflfi [3] https://au.lifestyle.yahoo.com/insulting-outrage-over-royal-menu-212212104.html [4] https://www.nzherald.co.uk/lifestyle/king-charles-outrage-over-anzac-biscuits-incorrectly-labelled-as-cookies-at-royal-event/WEFPAX7G4NF7JLZW7R5T2H4NKA/