Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores: Dampak dan Upaya Penanganan
Bencana Alam Mengguncang Flores Timur: Korban Jiwa dan Kerusakan Parah
Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menewaskan 10 orang. Letusan terjadi tengah malam. Gunung menyemburkan abu tebal setinggi 2.000 meter. Abu panas membakar rumah-rumah di beberapa desa. Selain itu, material vulkanik terlontar hingga 6 kilometer dari kawah. Akibatnya, puing-puing vulkanik menutupi desa dan kota terdekat. Tim penyelamat terus mencari korban. Mereka terkubur di bawah reruntuhan rumah. Tim menemukan semua korban dalam radius 4 kilometer dari kawah, termasuk seorang anak-anak.
Ribuan Warga Terdampak dan Evakuasi Massal Berlangsung
Sekitar 10.000 orang terdampak letusan ini. Mereka berasal dari enam desa di Kecamatan Wulanggitang dan empat desa di Kecamatan Ile Bura. Beberapa warga mengungsi ke rumah kerabat. Sementara itu, pemerintah daerah menyiapkan sekolah sebagai tempat penampungan sementara. Badan pemantau gunung berapi meningkatkan status siaga gunung ke level tertinggi. Selanjutnya, zona eksklusi diperluas menjadi radius 7 kilometer. Ini terjadi karena letusan semakin sering. Seorang biarawati di desa Hokeng meninggal dunia. Satu lainnya hilang. Foto dan video di media sosial menunjukkan puing-puing vulkanik menutupi rumah-rumah hingga atap. Material vulkanik panas membakar rumah-rumah di Hokeng.
Karakteristik Letusan dan Peringatan Dini
Lewotobi Laki-Laki adalah salah satu dari sepasang stratovolcano di Flores Timur. Pada Januari, pemerintah mengevakuasi sekitar 6.500 orang. Ini terjadi setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai meletus. Gunung menyemburkan awan tebal. Pemerintah terpaksa menutup Bandara Frans Seda. Saat itu tidak ada korban jiwa atau kerusakan besar. Namun demikian, bandara tetap ditutup karena aktivitas seismik. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid, menjelaskan. Letusan kali ini berbeda dari Januari. Ada penyumbatan magma di kawah. Ini mengurangi aktivitas seismik. Namun, tekanan justru meningkat. Oleh karena itu, letusan sejak Jumat disebabkan akumulasi energi tersembunyi. Indonesia memiliki 120 gunung berapi aktif. Negara ini rentan gempa bumi, tanah longsor, dan aktivitas vulkanik. Ini karena Indonesia terletak di “Cincin Api” Pasifik.